Food Technology - Pembuatan Tahu
Jual GDL Penggumpal Tahu
087731375234
Tahu merupakan produk
makanan berbahan baku kedelai yang sudah dikenal sejak lama di Indonesia.
Berbeda dengan tempe yang merupakan makanan asli Indonesia, tahu merupakan
produk makanan asal China. Sebagaimana produk tempe, tahu juga banyak digemari
oleh masyarakat Indonesia karena memiliki cita rasa yang nikmat, bergizi tinggi
dan harganya juga terjangkau. Di Indonesia, tahu sudah menjadi makanan yang
sangat familier dikonsumsi oleh masyaratkat kelas bawah maupun kelas atas. Tahu
sudah menjadi masakan yang sangat familier banyak dijumpai di warung-warung
sekelas warteg hingga restoran papan atas. Selain sebagai menu masakan lauk
pauk, tahu telah diolah menjadi berbagai aneka produk makanan khas seperti;
tahu bakso, siomay, tahu goreng, tahu gejrot, gado-gado dan aneka camilan
seperti keripik tahu dan lain-lain. Hal ini menunjukan bahwa tahu memiliki
pangsa pasar yang luas.
Tahu merupakan produk
makanan yang mudah rusak karena memiliki kadar air dan protein tinggi merupakan
media tumbuh yang potensial bagi mikroorganisme pembusuk. Produk tahu memiliki
umur simpan yang singkat 2-3 hari, hal ini menjadi faktor kendala untuk
mencapai pasar yang lebih luas. Umumnya para pengrajin tahu berproduksi dalam
skala home industri dengan kapasitas produksi sesuai kemampuan memasarkan hasil
produksinya.
Untuk meningkatkan
daya tahan tahu, umumnya para pengrajin tahu mencampurkan bahan pengawet.
Namun, untuk mengawetkan tahu sebaiknya dilakukan dengan bahan-bahan yang aman
tidak menimbulkan penyakit atau kematian terhadap konsumen. Penggunaan
bahan-bahan berbahaya seperti formalin harus dihindari. Tahu yang telah direndam dengan
formalin teksturnya menjadi kompak dan keras dan kadar airnya lebih sedikit.
Tahu yang memiliki kualitas baik adalah memiliki warna cerah dan bersih, tidak
keras, tidak berbau, menggunakan pewarna alami seperti kunyit. Pengawetan tahu
yang aman dan murah dapat dilakukan dengan menggunakan bahan kalium sorbat.
Tahu yang direndam dalam larutan air mendidih yang dicampur kalium sorbat 0,3%,
memiliki umur simpan seminggu dalam suhu kamar. Cara lain yang
umumnya digunakan oleh para pengrajin tahu adalah dengan merendam dalam larutan
kunyit yang telah disaring dan ditambahkan air jeruk nipis yang dipanaskan
hingga mendidih. Cara ini dapat mengawetkan tahu selama 3 hari.
Industri tahu umumnya
merupakan industri skala rumahan dengan jumlah tenaga kerja sedikit kurang
lebih 2-6 orang dan investasi yang diperlukan tidak terlalu besar. Teknologi
proses pada industri tahu sederhana dan mudah dipelajari sehingga industri tahu
dapat dijalankan oleh siapa saja. Industri tahu juga tidak memerlukan tempat
produksi yang luas dan dapat dijalankan di area perkampungan maupun perkotaan
asalkan limbahnya dapat tertangani dengan baik dan tidak mengganggu lingkungan.
Industri tahu menghasilkan limbah ampas tahu dan limbah cair tidak berbahaya,
namun jika pengelolaannya tidak baik dibuang begitu saja ke lingkungan dapat
mengganggu kenyamanan lingkungan.
B. Teknik Produksi
Proses produksi tahu
relatif mudah dan sederhana serta tidak membutuhkan investasi yang tinggi.
Secara umum proses produksi tahu hampir sama, hanya saja ada yang menggunakan
bahan kimia untuk penggumpal dan ada yang alami. Prinsip dasar pembuatan tahu
adalah; sortasi, perendaman, penggilingan dan pengenceran, perebusan,
penyaringan, penggumpalan, pencetakan, pengirisan, pengemasan.
a. Bahan
1) Kedelai 50 kg per hari
2) Air
b. Alat
1) Ember besar
2) Tampah (nyiru)
3) Kain Saring
4) Kayu pengaduk
5) Cetakan Terbuat dari papan kayu
6) Keranjang
7) Tungku perebusan dari semen yang dilapisi
stainless
8). Mesin gilingan
Setelah
alat dan bahan disiapkan, maka proses produksi dapat dilakukan. Langkah-langkah
proses produksi tahu adalah sebagai berikut:
1. Penyortiran
Penyortiran
kedelai dilakukan untuk menghilangkan kotoran-kotoran seperti batuan-batuan
kecil, daun-daun atau batang tanaman yang terbawa pada kedelai, atau kedelai
yang cacat, sehingga hanya kedelai yang memiliki kualitas bagus saja yang
digunakan untuk proses pembuatan tahu.
2. Perendaman
Setelah didapatkan
kedelai disortasi, kemudian direndam dengan menggunakan air bersih selama
kurang lebih 8 jam. Pada saat perendaman hindaran terkena oleh bahan kimia
seperti sabun, air yang mengandung kaporit, terkena garam, atau minyak.
3. Pencucian
Setelah
direndam, kedelai yang sudah mengembang dan lunak kemudian dicuci bersih dengan
menggunakan air sumur, sebaiknya dicuci pada air yang mengalir agar lendirnya
terbawa sehingga kedelai lebih bersih. Pencucian bertujuan untuk menghilangkan
lendir dan sifat asam. 4.Penggilingan.
Kedelai yang telah
dicuci kemudian digiling dengan menggunakan mesin dan sambil ditambahkan air
sedikit demi sedikit hingga dihasilkan bubur kedelai yang berwarna putih. Bubur
kedelai ini siap untuk direbus. Dengan menggunakan ember, bubur kedelai
tersebut dituangkan ke dalam bak perebusan.
5. Perebusan
Perebusan
dilakukan dengan menggunakan bak terbuat dari semen yang di dalamnya dilapisi
bahan stainless dengan diameter 1 m dan tinggi kurang lebih 1,2 m. Bak
perebusan menggunakan bahan bakar kayu, sekam, atau sisa-sisa gergajian.
Penggunakan bahan bakar tersebut lebih efesien dan lebih cepat dibandingkan
dengan menggunakan gas. Perebusan dilakukan selama kurang lebih 1 jam, selama
perebusan lakukan pengadukan terus menerus.
6. Penyaringan
Setelah mendidih,
larutan bubur kedelai tersebut disaring dengan menggunakan kain kasa
yang sangat halus, hasil endapannya ditampung dalam sebuah bak semen yang
bagian dalamnya dilapisi bahan stainless. Lakukan pemerasan atau pengepresan
sehingga sari kedelai dapat terpisahkan dengan optimal, kemudian pisahkan
ampasnya. Sari kedelai yang telah tertampung kemudian tambahkan air, larutkan 3
ml asam cuka untuk 1 liter sari kedelai, sedikit demi sedikit sambil diaduk
perlahan-lahan. Asam cuka kadar 70 -90% berfungsi membantu dalam penggumpalan
sari kedelai.
7. Pencetakan
Setelah sari kedelai
mengalami pengendapan dan menggumpal, langkah selanjutnya adalah melakukan
pencetakan. Pencetakan dapat dilakukan dengan menggunakan cetakan yang terbuat
dari kayu berukuran luasnya 40 x 40 cm2 tingginya kurang lebih
10 cm seperti pada gambar di bawah ini, pada tiap sisi cetakan dibuat lubang
untuk pengeluaran air. Siapkan papan cetakan kosong dan bagian atas dilapisi
kain halus dan tipis. Kemudian, sari kedelai dituangkan ke cetakan yang sudah
dilapisi kain tipis tersebut, susun cetakan 2-5 unit, kemudian bagian atas nya
ditutup dengan papan kayu, cetakan paling atas di beri pemberat dengan
menggunakan ember yang diisi air.
8. Pemotongan
Setelah
sari kedelai dipres kurang lebih 15 menit, sehingga kadar airnya rendah maka
dihasilkan tahu dalam bentuk lembaran sesuai dengan ukuran cetakannya. Tahu
yang masih dalam lembaran tersebut pindahkan bersama papan cetakannya dan susun
dengan rapi dalam ruang pemotongan. Pemotongan harus dilakukan segera, sehingga
tahu tidak menjadi lembek dan basi. Tahu yang masih lembaran, berwarna putih
tersebut dipotong-potong dengan menggunakan pisau stainlees yang tajam.
9. Pengukusan Tahu
Tahu yang telah
dipotong-potong kemudian dikukus dengan menggunakan panci. Jika kita
menghendaki tahu berwarna kuning, maka dapat dilakukan perebusan tahu yang
sudah dipotong-potong dengan menambahkan bahan kunyit yang ditumbuk. Tahu
tersebut akan berwarna kuning dan memiliki cita rasa khas lebih nikmat. Selain
itu, tahu potongan yang masih mentah tersebut juga dapat digoreng dengan
ditambahkan bumbu, kemudian direndam dalam air.
10. Pengemasan
Tahu yang telah
dikukus kurang lebih 15-20 menit kemudian dikemas dengan menggunakan plastik
yang ditambah air agar tahu dapat bertahan kurang lebih 3-4 hari. Jika kita
ingin memasarkan produk tahu ke supermarket dengan segmen pasar menengah ke
atas, maka produk kita harus memiliki tampilan yang menarik selain cita rasanya
enak.
Tidak ada komentar: