Pemanfaatan Enzim Selulase Pada Industri
Jual Enzim Selulase, Alfa Amylase,
Gluco Amylase, Pectinase, dll
Enzim
selulase adalah salah satu jenis enzim yang memiliki peran penting dalam
kehidupan manusia. Enzim selulase memiliki kemampuan memutuskan ikatan
glikosidik beta-1,4 di dalam selulosa, sedodekstrin, selobiosa, dan turunan
selulosa lainnya. Selulase tidak dimiliki oleh manusia, karena itu manusia
tidak dapat menguraikan selulosa. Tetapi hal ini dapat dilakukan oleh beberapa
hewan seperti kambing, sapi, dan insekta seperti rayap karena dalam system pencernaannya
mengandung bakteri dan protozoa yang menghasilkan enzim selulase yang akan
menghidrolisis (mengurai) ikatan glikosidik beta-1,4. Reaksi yang ditimbulkan
oleh selulase saat mengurai selulosa adalah hidrolisis, maka selulase
diklasifikasikan ke dalam jenis enzim hidrolase.
Selulosa
adalah merupakan senyawa organik yang paling melimpah di alam. Ada dua tipe
dasar selulosa yang terdapat di alam, yaitu pektoselulosa, seperti rami yang
mengandung 80% selulosa dan lignoselulosa yang terdiri dari selulosa,
hemiselulosa, dan lignin. Sebagai senyawa utama penyusun dinding sel tanaman,
selulosa mencakup sekitar 30% dari keseluruhan material tumbuhan (90% dari
kapas dan 50% dari kayu merupakan selulosa. Selulase termasuk dalam jenis enzim yang
dihasilkan oleh jamur, bakteri, dan protozoa yang mengkatalisis cellulolysis
yang termasuk hidrilosis dari selulosa. Namun sellulase juga dapat di hasilkan
oleh organisme lain seperti tumbuhan dan hewan. Selulosa adalah gabungan
glukosa-glukosa yang diikat oleh ikatan yang dinamakan dengan ikatan glikosidik
beta – 1, 4.
Glukosa adalah gula sederhana yang disebut dengan
monosakarida, sedangkan selulosa adalah polisakarida karena tersusun atas
beberapa gula sedehana. Polisakarida jenis selulosa ini adalah bahan struktural
utama dari kayu dan tetumbuhan yang tidak larut dalam air. Keberadaan selulosa
dibumi sangat melimpah, karena dalam skala global tumbuhan hampir 100 miliar
ton selulosa pertahun.
Enzim selulase bersifat tidak larut dalam air
karena mirip dengan serat. Enzim selulase berfungsi untuk mengurai ikatan
glikosisdik beta – 1, 4. Enzim selulase dapat mengurai sel dinding selulosa
tanaman yang dimakan oleh hewan herbivora dan dapat mencerna serat. Selulase digunakan untuk pengolahan makan
seperti kopi. Ialu melakukan hidrolisis selulosa selama pengeringan biji. Selanjutnya,
selulase secara luas digunakan dalam industri tekstil dan deterjen. Mereka juga
telah digunakan dalam industri pulp dan kertas untuk berbagai keperluan, dan
mereka bahkan digunakan dalam aplikasi farmasi.
Selulase
digunakan dalam fermentasi biomassa ke biofuel, walaupun proses ini relatif
eksperimental saat ini. Selulase digunakan sebagai pengobatan untuk
Phytobezoars, suatu bentuk selulosa bezoar ditemukan di perut manusia. Selulosa
merupakan homopolisakarida, dengan glukosa sebagai monomernya. Molekul selulosa
berbentuk linier dan tak bercabang, dan terdiri dari 10.000-15.000 unit
D-glukosa (Lehninger, 2008).
Selulosa adalah polisakarida linear dari
residu glukosa yang dihubungkan dengan hubungan ß- 1, 4. Seperti kitin tidak
cross-linked. Selulosa kristal asli tidak larut dan terjadi sebagai serat dari
hidrogen padat, terikat, rantai anhydroglucose 15 samapi 10.000 unit glukosa.
Kepadatan dan kompleksitasnya membuatnya sangat tahan terhadap hidrolisis tanpa
kimia pendahuluan atau degradasi mekainik atau bengkak
Tiga
jenis umum enzim membentuk enzim selulase yang komplesks. Seluruh obligasi
Endocellulase internal untuk mengganggu struktur kristal selulosa dan
mengekspos rantai polisakarida selulase individu. Excocellulase memotong 2-4
unit dari ujung-ujung rantai terkena yang diproduksi oleh endocellulase,
mengakibatkan tetrasakarida atau disakarida seperti selobiosa. Selobiase atau
hydrolyses betaglukosidase produk endocellulase menjadi monosakarida individu.
Dalam jenis diatas ada juga jenis progesif dan non progesif. Selulase progesif
akan terus berinteraksi dengan untaian polysacchaide tunggal, selulase non-
progesif akan berinteraksi sekali kemudian melepaskandiri dan terlibat lagi
untaian polysacchaide.
Mikroba
penghasil selulase umumnya merupakan pengurai karbohidrat dan tidak dapat
memanfaatkan protein atau lipid sebagai sumber energi. Mikroorganisme ini
adalah Trichoderma viride, yang akhirnya diberi nama Trichoderma reesei pada
tahun 1977 Mikroba penghasil selulase terutama bakteri Cellulomonas dan
Cytophaga serta kebanyakan fungi dapat mengutilisasi berbagai jenis karbohidrat
lainnya selain selulosa, sedangkan spesies mikroba selulolitik anaerobik
terbatas pada selulosa dan/atau produk hidrolisisnya. Tidak semua mikroorganisme dapat mengutilisasi
selulosa sebagai sumber energi yang menghasilkan kompleks enzim selulase yang
lengkap. Hanya beberapa strain yang dapat menghasilkan kompleks enzim selulase
yang terdiri dari tiga komponenutama yaitu endo-β-glukanase, ekso-β-glukanase,
dan β-glukosidase. T. reesei merupakan
salah satunya dengan kemampuan menghasilkan enzim selulase dalam jumlah besar.
Mikroba yang digunakan secara komersial untuk produksi enzim selulase umumnya
terbatas pada T. reesei, H. insolens, A. niger, Thermomonospora fusca, dan Bacillus
sp. (Sukumaran dkk, 2005). Keuntungan
penggunaan T. reesei adalah enzim selulase yang dihasilkan telah lengkap dengan
semua komponen yang diperlukan untuk menghidrolisis selulosa dan perolehan
protein selulase yang tinggi dapat dicapai.
Enzim Selulase digunakan untuk : Melembutkan
sayur-sayuran dengan mencernakan sebagian selulosa sayur itu. Mengeluarkan kulit
dari biji seperti gandum. Mengasingkan agar-agar dari rumpai laut dengan
menguraikan dinding sel daun rumpai dan membebaskan agar-agar yang terkandung
dalamnya. Beberapa jenis industri yang memanfaatkan enzim selulase di antaranya
industri tekstil, makanan, deterjen, dan kertas. Menipisnya cadangan bahan
bakar fosil yang dapat ditambang dengan teknologi masa kini mendorong
pemanfaatan enzim selulase untuk biokonversi bahan lignoselulosa menjadi sumber
energi. Berikut dijabarkan mengenai industri dengan enzim Selulase :
1).Industri
tekstil
Selulase merupakan enzim yang paling sukses
digunakan dalam pemrosesan tekstil basah, terutama bagian proses akhir tekstil
berbasis selulosa, dengan tujuan meningkatkan kualitas. • Selulase umumnya
digunakan untuk biostoning bahan jeans dan biopolishing kapas dan pabrik
selulosa lainnya.
2).
Industri deterjen
Dibandingkan
dengan enzim hidrolase lainnya di dalam deterjen, selulase tergolong unik. Jika
enzim hidrolase lain seperti amilase dan lipase umumnya menyerang substrat yang
terdapat pada kotoran atau noda, enzim selulase menghidrolisis selulosa pada
kapas atau paduannya untuk memberi keuntungan dalam pencucian dan perawatan
bahan.
3).
Industri makanan dan minuman
Produksi jus buah dan sayur memerlukan
pengembangan metode ekstraksi, klarifikasi, dan stabilisasi. Selulase memiliki
aplikasi penting bersama-sama dengan xilanase dan pektinase yang digunakan
dalam ekstraksi dan klarifikasi jus buah dan sayuran untuk meningkatkan
perolehan jus. Penggunaan enzim tersebut meningkatkan stabilitas dan tekstur
cairan dan mengurangi viskositas sari buah tropis seperti mangga, pepaya, prem,
dan pir. Tekstur, rasa, dan aroma dari
buah dan sayur dapat ditingkatkan dengan mengurangi rasa pahit berlebihdengan
infusi enzim pektinase dan β- glukosidase.
4).
Industri kertas dan pulp
Proses
pulping mekanik dengan menggunakan selulase dapat menghemat energi 20-40%
selama refining dan meningkatkan kekuatan lembaran. Endoglukanase juga dapat mengurangi viskositas
pulp dengan menurunkan derajat hidrolisis. Selulase sendiri atau campurannya dengan
xilanase dapat digunakan untuk proses deinking berbagai jenis limbah kertas. Keuntungan penggunaan enzim untuk proses
deinking adalah mengurangi penggunaan alkali, meningkatkan kecerahan fiber,
mempertahankan kekuatan kertas, dan mengurangi partikel-partikel halus dalam
pulp. Akan tetapi penggunaan enzim untuk proses deinking tidak boleh berlebihan
karena dapat mengurangi ikatan antarfiber (Kuhad dkk, 2011).
5). Biofuel
Bahan lignoselulosa (selulosa, hemiselulosa,
dan lignin) sangat berlimpah sehingga berpotensi besar menjadi sumber bioenergi
yang murah. Mikroorganisme dengan sistem
selulase yang berpotensi untuk mengubah biomassa menjadi alkohol secara
langsung telah ditemukan. Akan tetapi, proses produksi komersial masih
memerlukan biaya tinggi sehingga tidak dapat berkompetisi dengan produk dari
bahan baku lain. Beberapa faktor dalam
proses mengurangi produktivitas biofuel di antaranya inhibisi produk terhadap
enzim selulase, deaktivasi termal, ikatan nonspesifik pada lignin, dan adsorpsi
irreversibel enzim pada substrat yang heterogen (Kuhad dkk, 2011). Saat ini, proses yang mungkin dilakukan adalah
produksi bioetanol dari bahan lignoselulosa secara multitahap
Berbagai aplikasi dari enzim selulase
menjadikannya sangat potensial untuk diproduksi,terutama di Indonesia. Pengembangan
terbaruaplikasi selulase adalah pembuatan biofuel dengan bahan baku selulosa.
Indonesia merupakan negara pertanian, dengan produksi padi yang cukup besar.
Menurut angka ramalan dari data BPS tahun 2011, luas lahan pertanian padi
Indonesia mencapai 13,26 juta hektar dengan produksi padi rata-rata 5
ton/hektar. Menurut BadanLitbang
Departemen Pertanian, tiap hektar sawah dapat menghasilkan 12-15 ton
jeramisegar untuk sekali panen. Hal ini menunjukkan betapa besarnya limbah
pertanianIndonesia jika tidak dimanfaatkan.
Jerami
padi tersebut umumnya dibakar untuk dijadikan pupuk dan sebagian sebagai pakan
ternak. Mengingat kandungan selulosa yang cukup tinggi dalam jerami tersebut
yaitu sekitar 30% (Lehninger, 2008), maka bahan tersebut sangat potensial untuk
menghasilkan enzim selulase. Di samping jerami padi, Indonesia juga memiliki
bahan baku potensial lainnya untuk produksi enzim selulase, seperti tandan
kosong kelapa sawit, tanaman nonpangan dengan kandungan lignoselulosa tinggi
seperti jarak pagar (Jatropha curcas), mabai (Pongamia pinnata), nyamplung
(Calophyllum inophyllum), dan tanaman berkayu tumbuh cepat seperti akasia
(Acacia sp.), cemara (Casuarina equisetifolia), kayu putih (Eucalyptus sp.) dan
tanaman lainnya (Soerawidjaja, 2009). Terjadinya krisis energi global yang
mendorong pemanfaatan enzim selulase untuk menghasilkan biofuel. Pemanfaatan
bahan baku yang mengandung lignoselulosa untuk menghasilkan enzim selulase
dapat diintegrasikan dengan proses produksi bioetanol dari bahan tersebut. Hal
ini dapat mengurangi biaya produksi di samping mengatasi kebutuhan akan sumber
energi alternatif.
Tidak ada komentar: