Peran Acetobacter xylinum Dalam Industri Nata De Cassava
Jual Starte Acetobacter xylinum
087731375234
Singkong adalah salah satu komoditas
pertanian unggulan Indonesia. Singkong telah banyak diolah menjadi aneka produk
yang memiliki nilai ekonomis tinggi diantaranya adalah; tapioka, tepung mocaf,
bioetanol, casapro, pakan ternak, dan berbagai aneka makanan camilan. saat ini, singkong telah dikembangkan menjadi
nata de cassava-bahan baku minuman kemasa. Pengolahan singkong menjadi nata de
cassava merupakan temuan yang sangat bermanfaat bagi industri minuman karena
bisa menjadi subtitusi nat de coco yang
kebutuhannya sangat tinggi. Industri minuman nata de coco memiliki permintaan
yang sangat tinggi karena selain memiliki pasar domestik juga pasar manca
negara. Kebutuhan pabrik minuman nata de coco masih belum terpenuhi secara
maksimal, karena masih terkendala keterbatasan bahan baku air kelapa. Nata de
cassava yang berbahan baku singkong memiliki keunggulan bahan baku yang
melimpah dan karakteristik natanya tidak beraroma menyengat, serta lebih kenyal
tidak terlalu alot.
Nata de cassava secara tampilan mirip
dengan nata de coco yaitu berbentuk jel, warna putih, kenyal, berserat tinggi.
Nata de cassava lebih lunak tidak alot, dan aroma nya tidak terlalu menyengat
dibanding dengan nata de coco-nata berbahan baku air kelapa. Nata merupakan
bahan baku produk minuman kemasan yang sudah sangat popular dan banyak disukai
kalangan. Saat ini kebutuhan air kelapa untuk industi nata de coco semakin
bersaing, seiring dengan tingginya permintaan nata de coco. Ketersediaa bahan
baku singkong yang melimpah menjadi keunggulan tersendiri pengembangan industry
nata de cassava sebagai subtitusi nata de coco. Urutan proses pembutan nata de
cassava adalah sebagai berikut:
1. Pengupasan
Singkong yang telah ditimbang, kemudian
dikupas dengan menggunakan pisau. Kemudian singkong yang telah dikupas
ditampung dalam ember yang berisi air agar tidak terjadi penambahan asam
sianida yang menyebabkan warna singkong menjadi biru dan berasa pahit.
2. Pencucian
Singkong yang telah dikupas, kemudian
dicuci hingga bersih dengan menggunakan air yang mengalir.
3. Pemarutan
Proses pemarutan dilakukan dengan
menggunakan mesin pemarut. Proses pemarutan dengan menggunakan mesin pemarut
lebih efesien dan lebih cepat.
4.Pengenceran
Singkong yang telah diparut kemudian
diencerkan dengan penambahan air bersih kurang lebih 50 liter per 5 Kg umbi
singkong yang telah dikupas. Air yang digunakan untuk pengenceran harus dengan
menggunakan air yang bebas dari bahan kimia seperti kaporit atau tercemar bahan
kimia lainnya.
5. Perebusan I
Tambahkan enzim αlfa-amilasi sebanyak
10-15 ml. Kemudian lakukan pengadukan sampai merata. Setelah mendidih, larutan
diangkat kemudian pada saat proses pendinginan mencapai suhu kurang lebih
60-65˚C ditambahkan enzim gluco-amylase sebanyak 10-15 ml, biarkan sampai
dingin kurang lebih 2-3 hari.
6.Penyaringan
Setelah larutan menjadi dingin lakukan
penyaringan dan pemerasan/pengepresan dengan menggunakan kain atau menggunakan
alat pengepres mekanik.
7.Perebusan II
Larutan sebanyak 50 liter yang telah
disaring dan dipisahkan ampasnya, kemudian direbus lagi. Kemudian tambahkan
asam asetat sebanyak 200 ml. Setelah mendidih tambahkan ZA (ammonium sulfat)
sebanyak 150 gram.
8.Fermentasi /
inkubasi
Siapkan nampan bersih, tutup koran
dengan diikat karet ban secara melingkar pada bagian tepi nampan, lalu susun
pada rak. Jika media larutan singkong telah mendidih, kemudian buka salah satu
bagian ujung nampan, tuangkan larutan dalam keadaan mendidih ke dalam nampan
kemudian ditutup kembali dan diikat dengan tali karet ban, disusun tumpuk
bersilangan hingga 6-8 nampan di rak. Setelah dingin, kemudian diinokulasi
dengan penambahan bibit Acetobacter xylinum sebanyak 10 % atau kurang lebih
100-120 ml, biarkan hingga 8-10 hari.
Tidak ada komentar: