Langkah-langkah Proses Produksi Nata de Coco
Proses pembuatan nata de coco cukup
mudah dan sederhana, namun harus dilakukan secara benar dan hati-hati agar
bakteri Acetobacter xylinum dapat tumbuh dengan baik dan tidak terkontaminasi. Sebelum
produksi nata de coco, maka bahan, alat, ruangan dan rak harus disediakan
terlebih dahulu. Setelah bahan, alat dan ruang disiapkan, maka langkah-langkah
yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Siapkan
nampan yang akan digunakan dan telah disterilkan terlebih dulu dengan dijemur
hingga kering. Kemudian nampan tersebut ditutup koran dan diikat dengan tali
karet ban dan disusun pada rak-rak, bisa ditumpuk 5 sampai 7 nampan.
2) Air
kelapa yang akan digunakan disaring dengan menggunakan saringan untuk
memisahkan kontaminan berupa material fisik.
3) Masukan
air kelapa sebanyak 50 liter ke dalam panci.
4) Rebus
air kelapa sampai mendidih. Buang busa yang terbentuk selama pemanasan.
5) Setelah
mendidih tambahkan bahan-bahan pembantu yaitu gula pasir, ZA (ammonium sulfat)
dengan spesifikasi food grade, dan asam cuka untuk menurunkan keasaman pH 3 - 4.
6) Kemudian
larutan tersebut dalam keadaan panas dituangkan ke dalam nampan yang telah
disterilkan dan telah ditutup koran kemudian diikat tali karet ban.
7) Setelah
media air kelapa dingin (suhu kamar) kira-kira 7 jam, ditambahkan stater Acetobacter xylinum sebanyak 120 ml
untuk tiap nampan yang berisi 1,2 liter larutan dan wadah ditutup kembali
dengan koran. Inkubasi dilakukan selama 7 - 8 hari dalam ruangan yang telah
dikondisikan suhu, kelembapan, dan kebersihan lingkungannya. Ruang fermentasi
diusahakan tertutup, kering, dan tidak ada aktivitas orang lalu lalang. Pada
saat inkubasi inilah terjadi proses fermentasi, yaitu terbentuknya lapisan nata
di permukaan media larutan.
8) Setelah
proses inkubasi selama 7 - 8 hari, kemudian dilakukan pemanenan. Ketebalan nata
dapat mencapai 1 - 1,5 cm. Dalam kondisi normal fermentasi selama 8 hari sudah
mencapai ketebalan yang dimaksud. Nata lempeng dipisahkan dari nampan ditampung
sementara dengan menggunakan ember. Media yang tidak jadi atau berjamur
dipisahkan langsung dengan menggunakan wadah yang berbeda. Cairan nata yang
tidak jadi dan tercemar jamur segera dibuang jauh dari ruang fermentasi. Kriteria
keberhasilan dalam pembuatan nata yaitu terbentuknya nata berwarna putih
kekuningan serta tidak terdapat jamur dan noda dengan ketebalan 1 - 1,5 cm,
permukaan sempurna/tidak cacat, serta cairan dalam nampan hampir tidak ada.
9) Sortasi
atau pemisahan nata berdasarkan kualitas. Sortasi dilakukan sebelum lembaran
nata tersebut dimasukan dalam wadah penampungan. Jangan mencampurkan nata yang
bagus dengan yang jelek. Nata yang terkontaminasi dengan jamur, berlubang,
tipis dipisahkan sendiri. Nata yang terkontaminasi jamur dapat menjalar dan
mengkontaminasi lebih luas. Lapisan tipis yang terdapat di lembaran nata
selanjutnya dibersihkan dengan cara mengerok atau menggosok dengan kertas
koran.
10) Penyimpanan
nata dalam bak atau drum plastik dengan menambahkan air kurang lebih 20% volume
bak atau drum plastik tersebut. Selama penyimpanan hindari terkena cahaya
matahari secara langsung, terkontaminasi dengan bahan kimia berbahaya, dan
kekurangan air. Dengan demikian, harus sering melakukan penggantian air agar
nata tetap baik. Kerusakan yang sering terjadi selama penyimpanan dalam bak
penampungan adalah nata berlubang, nata mudah sobek, berjamur, berubah warna
menjadi kemerahan, bau busuk, dan nata hancur menjadi air kembali. Nata yang
tidak terendam selama penyimpanan, pada permukaannya ditumbuhi jamur juga akan
menyebabkan kebusukan.
J
J
Tidak ada komentar: